Sebenarnya tidak ada peraturan khusus tentang hal ini. Tapi ada beberapa hal menarik yang saya dapatkan selama saya menempuh studi S3 di Jepang. Beberapa hal tersebut saya dapatkan langsung dari pembimbing saya dan memang tidak pernah saya temui di dalam buku-buku how to tentang menulis karya ilmiah.

Berikut ini beberapa panduan menulis review:

  1. Bayangkan kemungkinan terburuk dari profil reviewer paper kita. Saya membayangkan profil reviewer paper saya adalah saingan dari pembimbing saya yang bekerja dengan tema riset yang sama, sudah agak tua (50 tahun ke atas), mudah tersinggung, dan agak kurang cermat dengan font kecil. Bagaimana mensiasati hal ini? Silahkan baca langkah-langkah berikutnya 😀
  2. Profil reviewer saya bisa jadi saingan dari pembimbing: kita harus menyediakan data yang akurat untuk menjelaskan apa yang sedang kita lakukan. Bisa dengan menyediakan data mentah hasil percobaan, screenshot, atau rujukan ke paper-paper terkenal dengan impact factor tinggi untuk memperkuat reasoning dari metode yang kita tulis di paper kita. Ringkasnya seperti ini: jangan sampai dia (reviewer) menemukan celah untuk menjatuhkan paper saya.
  3. Profil reviewer saya sudah agak tua: saya mencoba menggunakan bahasa yang sopan dan sehalus mungkin, apapun hasil review yang saya terima. Bahkan saya selalu mengucapkan terima kasih atas saran-saran reviewer dan mencoba menerapkan apa yang ia minta.
  4. Reviewer mudah tersinggung : saya mencoba menghindari “penolakan” secara frontal jika argumen saya berbeda dengan apa yang disampaikan reviewer. Coba cek di gambar yang saya ambil dari PhDComics di awal artikel ini. Kata-kata yang ada di sana sangat jitu untuk “memperhalus” sebuah penolakan.
  5. Reviewer saya kurang cermat dengan font kecil: maka saya gunakan standard penulisan dengan Times New Roman 12pt, berikut beberapa garis merah di bagian yang saya rubah. Saya juga menyediakan “line number” di manuskrip saya (kalau Anda pengguna [latex]\LaTeX[/latex], anda bisa merujuk ke artikel ini). Dengan menunjukkan line number, halaman, dan kolom di mana perubahan pada manuskrip tersebut dilakukan (ditambah dengan garis merah di screenshot manuskrip yang sudah dirubah), tidak ada alasan bagi reviewer untuk merasa bingung. Oya, saya juga menggunakan “kotak merah” untuk mempertegas bagian yang saya rubah (terutama persamaan).
Nah, kira-kira begitu yang saya lakukan, berdasarkan arahan dari pembimbing saya. Alhamdulillah manjur.
Kalau Anda bagaimana ?
Lampiran:
Contoh screenshot response paper untuk menjawab reviewer (silahkan klik untuk memperbesar tampilan)
Contoh 1 : menjawab pertanyaan tentang perubahan yang ada di paragraf
Contoh 2 : menjawab pertanyaan tentang perubahan pada persamaan