supervision

Dear Rekan Mahasiswa,

Banyak dari rekan-rekan mahasiswa yang mencoba mengontak saya melalui email, menanyakan availability saya untuk tema-tema penelitian yang akan mereka kerjakan. Beberapa datang dengan ide yang matang, tapi beberapa yang lain datang without ever thinking what they’re gonna do in the next few months alias datang dengan pertanyaan yang spontan,

Mahasiswa : “Pak, kalau tema penelitian image processing yang cocok untuk saya apa ya?”

Saya: “Well, Googling aja mas. Banyak kok.”

Perlu kiranya saya menulis sebuah catatan singkat tentang step by step, langkah-langkah yang perlu Anda lakukan jika Anda ingin meminta saya menjadi pembimbing penelitian Anda. Langkah-langkah ini bukan untuk membatasi Anda, tapi untuk memberi Anda stimulasi, dorongan, encouragement, untuk berpikir sebelum bertanya.
You are in the Google era, Dude. Think before asking.

  1. Saya lebih memilih mahasiswa yang komitmen dengan tema risetnya. Komitmen waktu dan tenaga. Jika Anda datang ke saya dan meminta saya menjadi pembimbing Anda, itu artinya Anda meminta saya untuk berkomitmen terhadap Anda dan merelakan Anda mengambil waktu pribadi saya. Sebagai imbal balik, saya meminta Anda BERKOMITMEN PENUH terhadap penelitian Anda. Luangkan waktu, kerjakan penelitian, dan kurangi alasan untuk berdalih “Saya sibuk pak”.
    All in all, jika ada dua mahasiswa yang datang ke saya, seorang mahasiswa full timer dan satunya bukan full timer (masih bekerja di tempat lain), saya lebih cenderung memilih mahasiswa full timer. Pengalaman membuktikan, membimbing mahasiswa yang nyambi itu tidak mudah.
  2. Saya adalah orang yang “sangat detail” terhadap kemajuan riset Anda. Artinya, kalau Anda tidak memiliki kemajuan apapun, tidak berinisiatif untuk mengerjakan riset Anda, saya tidak akan pernah memberi Anda komentar atau mendorong-dorong Anda. Riset adalah kebutuhan kita bersama, tapi inisiatif untuk lulus harus datang dari Anda, bukan dari saya.
    Catatan: jika Anda bergabung ke project saya dan Anda mengerjakan tema penelitian dari saya, dorongan untuk terus meneliti bisa jadi datang dari saya.
  3. Saya sangat menghargai dan menjunjung tinggi inisiatif. Mahasiswa yang memiliki inisiatif tinggi akan menempati prioritas pertama dalam task list saya, baik itu cek proposal, diskusi, maupun evaluasi kemajuan penelitian. Salah satu kunci sukses hidup adalah mengembangkan kebiasaan positif dan kebiasaan yang terpenting adalah proaktif. Baca buku Stephen Covey kalau Anda ingin tahu apa yang saya maksud dengan proaktif.
  4. Sebelum Anda membuka percakapan dengan saya, pastikan Anda melakukan tiga hal ini:
  5. Secara prinsip, penelitian yang nama saya tercantum di dalamnya HARUS memiliki scientific contribution. Artinya, saya tidak membedakan S-1, S-2, dan S-3 untuk hal ini. Meskipun demikian, bobot kontribusi dari mahasiswa S-1, S-2, dan S-3 tentunya berbeda. Oleh karena itu, mohon maaf, saya tidak akan pernah melayani request tema penelitian yang muncul tanpa terlebih dahulu melalui analisis problem penelitian / research gap. Apa itu research gap? Silahkan baca buku Dawson (2009).research_gap
  6. Diskusi penelitian pertama akan saya respon setelah Anda menemukan research gap / problem penelitian. Sebelum diskusi, siapkan dua halaman A4 resume usulan tema penelitian Anda yang berisi:
    • Topik / judul umum penelitian yang akan Anda lakukan.
    • Analisis research gap dari paper-paper sebelumnya (umur paper tertua adalah 5 tahun. Kalau Anda diskusi tahun 2015, paper tertua yang boleh Anda gunakan untuk menentukan gap penelitian adalah paper tahun 2010).
    • Usulan solusi / metode Anda untuk mengatasi research gap tersebut.
    • Manfaat penelitian Anda untuk: komunitas peneliti, masyarakat umum.
    • Optional (pilihan) : jelaskan pendapat Anda, layakkah penelitian Anda dikomersialkan dalam bentuk software?
      Kalau iya, siapakah pasar-nya dan bagaimanakah peluang komersialisasinya di Indonesia?

Sekali lagi, rules di atas bukan untuk membatasi Anda, tapi untuk menstimulus Anda supaya Anda kreatif dan berpikir sebelum berdiskusi dengan saya. Sukses studi itu tidak datang hanya dengan doa, tapi harus ada kerja keras dari Anda.
Andalah yang menyediakan sebab dikabulkannya doa.

Selamat berpikir.
Bad plan is better than no plan at all.